give

Pindang bumbu sarden

Rabu, 12 Maret 2014
Waah pagi2 masak apa ya yg simple??
#tiba2 keingetan sarden~pas buka kulkas ga ada...dung dung....

Ya udah bikin sendiri aja..! Gitu aja kok repot..hehe...


Bahan:
  • 5 keranjang pindang (@isi dua ekor ukuran sedang)
  • Minyak goreng
  • 1sdt Tepung maizena (diencerkan)
Bumbu halus:
  • 5 siung bawang merah
  • 3 siung bawang putih
  • ±2cm jahe
  • 3 bh tomat (yg matang sempurna warnanya merah tulen)
  • 9bh cabe merah
Bumbu lain:
  • 1/2 siung Bawang bombay (soalnya besar, kalau kecil 1)
  • 1 sdt merica bubuk
  • Garam
  • Gula pasir
  • Gula aren/jawa/merah
  • Daun salam
  • Daun jeruk
Cara memasak:
  1. Goreng ikan setengah matang (jangan sampai kering nanti bumbu ga meresap)
  2. Blender semua bumbu halus sampai benar2 halus seperti pasta
  3. Tumis bawang bombay yang telah dicincang
  4. Setelah agak layu dan berbau harum masukkan bumbu halus dan daun salam & daun jeruk, aduk rata
  5. Saat bumbu mulai mengeluarkan aroma sedap tanda matang, tambahkan air secukupnya masukkan gula merah, merica, garam, gula pasir. Aduk rata hingga tercampur semua.
  6. Tambahkan tepung maizena yg diencerkan dengan sedikit air. Aduk rata dan masukkan pindang yang telah digoreng
  7. Masak dengan api kecil, tutup wajan biarkan beberapa saat hingga bumbu meresap.
  8. Taraaaaa....pindang bumbu siap disantapp...hemm...nyummmy....selamat mencoba (●*∩_∩*●)

Obat Luka Bakar itu Simple!

Minggu, 09 Februari 2014


Masak memasak itu emang asik, tapi rupanya berubah jadi ngga asik lagi kalau udah mulai kecipratan minyak, kena air panas, dll yang menyebabkan kulit kena luka bakar (widih serem ya luka bakar, ya  minimal kemerahan, melepuh & berasa sakit). 


 
Nah..Kalau sobat ngalamin ini jangan panik..
Berikut saya bagi tips simple tapi ampuh mengobati luka bakar, yuks langsung aja ke TKP!
1.Tepung Terigu
Ini tepung bukan buat bikin roti atau campuran adonan crispy loh ya..Kita bisa pakai tepung terigu dengan menaburkan ke atas kulit yang terbakar/melepuh segera setelah kena api/panas. Selain ditabur bisa juga kita celupkan tangan ke kantong tepung terigu kurang lebih 10 menit (tergantung seberapa parah luka bakarnya, semakin parah semakin lama & banyak tepung yang dipake. Saran saya sediakan tepung terigu di kulkas buat P3K, ditaruh kulkas biar terasa dingin jadi lebih enak dikulit.

2. Garam dapur


Penggunaan garam dapur sama seperti tepung terigu tapi kalau pake garam dapur anda harus lebih cepat menaburkannya secara merata, telat hitungan detik saja kulit tetap melepuh.
Yang paling penting saat kena luka bakar hindari menyiramkan/mencelupkan air ke area kulit yang terbakar karena ini bisa membuat kulit melepuh dan terisi air (rasanya lebih sakit kalau sampe gelembung airnya pecah dan pastinya siap – siap dapet bekas luka..heheh). Mudah – mudah bermanfaat ^_^

Manjakan Lidah dengan Kuliner Lezat Khas Palembang

Rabu, 05 Februari 2014
Hidangan lezat, transportasi dan akomodasi yang mudah bisa anda temukan di Palembang. Ibukota Sumatera Selatan ini kaya akan hidangan kuliner yang pastinya akan memanjakan lidah kita. Makanan khas yang paling tenar dan biasanya diburu sebagai oleh - oleh dari kota ini yaitu Pempek, bahkan saking tenarnya sampai - sampai dijadikan julukan, Palembang - Kota Pempek! hehe..tentu ngga berlebihan karena pempek yang asli ya cuma di Palembang kan itu makanan khasnya.

Jembatan Ampera Palembang
Terus mana nih review & penampakan pempeknya? Ooo..Tenang aja sobat blogger..pasti dikasih kok :)

Pempek

Pempek Kapal Selam
Bahan utama pembuatan Pempek  yaitu daging ikan (biasanya ikan tengiri) dan tepung sagu. Kreativitas masyarakat Palembang mampu mengembangkan pempek menjadi aneka varian bentuk maupun isi, pastinya kalau isinya beda rasanya beda juga dong..!hehe..tapi cita rasa khas pempek tetap kental terasa meskipun varian isinya beraneka rupa seperti telur ayam, kulit ikan, maupun tahu. Untuk jenis pempek Palembang ada beberapa macam seperti pempek kapal selam, pempek lenjer, pempek keriting, pempek adaan, pempek kulit, pempek tahu, pempek pistel, pempek udang, pempek lenggang, pempek panggang, pempek belah dan pempek otak - otak. Namun belum lengkap rasanya menyantap pempek tanpa saus. Ya..! Biar makin mak nyuss..hehehe...sausnya merupakan saus kental berwarna kehitaman karena terbuat dari rebusan gula merah yang ditambah cabe, udang kering dan cuka biasanya saus ini disebut cuko. Bisa dibayangkan bagaimana lezatnya kuliner satu ini karena gurih dari pempek berpadu saus cuko yang manis, pedas asam..waaah...Ciamiiik..!

Meskipun kuliner yang terkenal dari kota ini adalah pempek, sebenarnya masih banyak kuliner lain yang patut dan layak di coba dari kota ini seperti tekwan, model, laksan, celimpungan, tempoyak, kue maksuba, martabak har, pindang tulang dan kue srikayo
Martabak HAR
model

 
kue maksuba
tekwan
 











kue srikayo
laksan












celimpungan
tempoyak


pindang tulang











 
Waaah....banyak ya? Jadi bagi penikmat kuliner banyak makanan yang bisa memanjakan lidah anda disana. Tapi disini saya ingin share tentang pindang, yang banyak dijumpai saat ini disana adalah pindang tulang dan pindang iwak patin. 
Padahal disana ada makanan tradisional yang tak kalah lezat namun mulai tersisih yaitu Pindang Iwak Sale

Pindang Iwak Sale

pindang iwak sale
Makanan ini punya rasa yang khas dari kuahnya yakni asam, manis dan pedas yang berpadu dengan komposisi yang tepat sehingga menghasilkan rasa yang menggoyang lidah. Selain kuahnya daging asap yang direndam kuah menghasilkan aroma dan rasa yang unik. rasa asam didapat dari buah nanas dan cung kediro (sejenis tomat kecil) yang menyegarkan. Makin terasa mantap bila disandingkan dengan nasi bakar yang dibungkus daun pisang beserta sambal khas palembang seperti sambal calo dan sambal mangga sekaligus lalapnya. Seperti tampak dari namanya, bahan utama makanan ini adalah iwak sale. Iwak sale merupakan ikan yang dikeringkan dengan proses pengasapan sehingga warnanya menjadi kecoklatan, kering dan menghasilkan aroma khas. Pengasapan dilakukan untuk menjaga agar ikan tidak cepat busuk dan lebih awet. Biasanya ikan yang digunakan adalah ikan lais, namun karena semakin langka pengrajin ikan sale menggunakan alternatif ikan gabus, lele, baung (alternatif utama setelah ikan lais, karena daging yang lembut dan tidak berduri) dan ikan seluang.
Teramat sayang rasanya bila makanan selezat ini yang merupakan bagian dari warisan kuliner nusantara ini harus tersisih atau bahkan hilang karena langkanya bahan sehingga melambungkan harganya atau tidak ada lagi generasi yang melestarikannya. Semoga melalui program Daihatsu Jelajah Kuliner Unik Nusantara mampu melestarikan dan lebih mengeksplor kuliner unik nusantara. ^_^

Keep Thinking Positively!

Rabu, 08 Januari 2014
Setiap manusia itu pasti punya masalah! Itu pasti dan tidak mungkin bisa ditawar, hanya...
Kadarnya saja yang bersifat relatif! Loh..kok relatif? Iya karena masing-masing manusia menggunakan
parameternya untuk mengukur tingkat kesulitan suatu masalah.

Itulah kenapa masalah jadi berat, karena kebanyakan manusia hanya menilai dari sudut pandangnya saja.

Cobalah saat anda merasa berada dalam kesulitan, kesempitan hidup lihatlah kebawah...masih banyak orang yang lebih menderita tapi mereka tidak mengeluhkan hidupnya! why?? karena hidup itu adalah anugrah terindah yang patut anda syukuri...
 Luarr Biasa Sekalii...dalam kesulitan mereka masih mampu tersenyum!

ya..senyum terlihat simple tapi efeknya besar sekali bahkan mampu mengecilkan beban berat yang terpikul di pundak, melapangkan dada yang terasa sempit..so...apapun masalah anda tersenyumlah kawan..^_^

Katakanlah..hey masalah..aku punya Tuhan yang akan membantuku mengatasimu, bukan sebaliknya:)

Intinya keyakinan kuat dalam hati terhadap alur masa depan yang sudah digariskan Tuhan tanpa meninggalkan sisi ikhtiar (usaha) dan doa adalah hal terbaik yang bisa anda lakukan saat anda merasa benar - benar berada dalam titik terendah, terhina, ternista dan tersulit dalam hidup anda.

yakinlah semua masalah akan ada akhirnya, jika belum selesai, berarti itu belum berakhir artinya tetapkan keyakinan yang kuat akan akhir yang baik..! bukankah...Allah itu sesuai prasangka hambanya? Jadi berprasangka yang baik - baiklah pada Nya..

Allah itu dekat...begitu dekat sekali

Ketika usaha dan doa telah dilakukan tinggal tunggu hasilnya...mudah - mudahan sesuai harapan, jika belum sesuai pasti itu adalah yang terbaik dariNya..

Tetaplah berfikir positif terhadap apapun yang terjadi dalam hidup anda! Semua akan diindahkan dan dimampukan pada waktunya^_^

WAKTU AFDHOL SHALAT DHUHA

Minggu, 15 September 2013

(IBADAH ) ILMU SHALAT DHUHA YANG PALING AFDHOL

Shalat dhuha dikerjakan pada siang hari. Waktunya yang utama/afdhal disebutkan dalam hadits di bawah ini: Zaid bin Arqam Radhiyallaahu ‘anhu melihat orang-orang sedang shalat dhuha, maka ia berkata: Ketahuilah, orang-orang itu sungguh mengetahui bahwa shalat (dhuha) di selain waktu ini lebih utama. Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

صَلاَةُ الْأَوَّابِيْنَ حِيْنَ تَرْمَضُ الْفِصَال
ُ
“Shalatnya awwabin adalah tatkala anak unta merasakan kakinya kepanasan karena terbakar panasnya pasir.” (HR. Muslim no. 1743)

Waktu yang demikian itu, kata Al-Imam Ash-Shan’ani Rahimahullah adalah ketika matahari telah tinggi dan panasnya terasa. (Subulus Salam, 3/50)

Al-Imam An Nawawi Rahimahullah berkata, “Ar-Ramdha’ adalah pasir yang panasnya bertambah sangat karena terbakar matahari. Shalat awwabin adalah saat kaki-kaki anak unta yang masih kecil terbakar karena menapak/menginjak pasir yang sangat panas. Awwab adalah orang yang taat. Ada yang mengatakan awwab adalah orang yang kembali dengan melakukan ketaatan. Dalam hadits ini ada keutamaan shalat di waktu tersebut dan ia merupakan waktu yang paling utama untuk mengerjakan shalat dhuha, walaupun shalat dhuha boleh dikerjakan dari mulai terbitnya matahari sampai tergelincirnya.” (Al-Minhaj, 6/272)

Ucapan beliau Rahimahullah bahwa waktu shalat dhuha yaitu mulai terbitnya matahari sampai zawal tentunya tidak persis saat terbitnya matahari, karena adanya larangan yang datang dalam hadits lain untuk mengerjakan shalat di waktu tersebut seperti hadits berikut ini:

Dari Ibnu Umar Radhiyallaahu ‘anhuma, ia berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

وَلاَ تَحَرَّوْا بِصَلاَتِكُم طُلُوْعَ الشَّمْسِ وَلاَ غُرُوْبَهَا، فَإِنَّهَا تَطْلُعُ بِقَرْنَيْ شَيْطَان
ٍ
“Janganlah kalian memilih untuk mengerjakan shalat kalian ketika terbit matahari dan tidak pula ketika tenggelam matahari, karena matahari terbit di antara dua tanduk setan.” (HR. Al-Bukhari no. 582, 3272 dan Muslim no. 1922)

Uqbah bin Amir Radhiyallaahu ‘anhu berkata:

ثَلاَثُ سَاعَاتٍ كَانَ النَّبِيُّ n يَنْهَانَا أَنْ نُصَلِّيَ فِيْهِنَّ، أَوْ أَنْ نَقْبُرَ فِيْهِنَّ مَوْتَانَا: حِيْنَ تَطْلُعُ الشَّمْسُ بَازِغَةً حَتَّى تَرْتَفِعَ…

“Ada tiga waktu di mana Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam melarang kami untuk melaksanakan shalat di tiga waktu tersebut atau menguburkan jenazah kami, yaitu ketika matahari terbit sampai tinggi….” (HR. Muslim no. 1926)

Demikian pula hadits ‘Amr bin ‘Abasah Radhiyallaahu ‘anhu yang menyebutkan sabda Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam kepadanya:

صَلِّ صَلاَةَ الصُّبْحِ، ثُمَّ أَقْصِرْ عَنِ الصَّلاَةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ حَتَّى تَرْتَفِعَ، فَإِنَّهَا تَطْلُعُ حِيْنَ تَطْلُعُ بَيْنَ قَرْنَيْ شَيْطَانٍ، وَحِيْنَئِذٍ يَسْجُدُ لَهَا الْكُفَّارُ….

“Kerjakanlah shalat subuh kemudian tahanlah dari mengerjakan shalat ketika matahari terbit sampai tinggi karena matahari terbit di antara dua tanduk setan dan ketika itu orang-orang kafir sujud kepada matahari….” (HR. Muslim no. 1927)

Adapun hadits Abud Darda’ dan Abu Dzar Radhiyallaahu ‘anhuma yang mengabarkan dari RasulullahShallallaahu ‘alaihi wasallam , dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala, bahwasanya Dia berfirman:

ابْنَ آدَم، اِرْكَعْ لِي أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ، أَكْفِكَ آخِرَهُ

"Wahai anak Adam, ruku’lah (shalatlah) untuk-Ku empat rakaat dari awal siang niscaya Aku akan mencukupimu pada akhir siangmu.” (HR. At-Tirmidzi no. 475, ia berkata, “Hadits ini hasan gharib.” Dishahihkan dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi)

Demikian juga dalam riwayat Ahmad (4/153) dari ‘Uqbah bin ‘Amir Al-Juhani Radhiyallaahu ‘anhu disebutkan dengan lafadz:

إِنَّ اللهَ k يَقُوْلُ: يَا ابْنَ آدَمَ، اكْفِنِي أَوَّلَ النَّهَارِ بِأَرْبَعِ رَكَعَاتٍِ، أَكْفِكَ بِهِنَّ آخِرَ يَوْمِك
َ
“Sesungguhnya Allah k berfirman: ‘Wahai anak Adam, cukupi Aku pada awal siang dengan empat rakaat niscaya Aku akan mencukupimu dengannya pada akhir harimu’.”

Maka yang dimaksud awal siang dalam dua hadits di atas bukan persis setelah shalat subuh, karena adanya hadits Rasulullah Saw :

لاَ صَلاَةَ بَعْدَ الصُّبْحِ حَتَّى تَرْتَفِعَ الشَّمْسُ وَلاَ صَلاَةَ بَعْدَ الْعَصْرِ حَتَّى تَغِيْبَ الشَّمْسُ

"Tidak ada shalat setelah subuh sampai matahari tinggi dan tidak ada shalat setelah ashar sampai matahari tenggelam.” (HR. Al-Bukhari no. 586 dan Muslim no. 1920)

Al-Imam Asy-Syaukani Rahimahullah menerangkan, “Ulama berbeda pendapat tentang waktu masuknya shalat dhuha. Al-Imam An-Nawawi Rahimahullah dalam Ar-Raudhah meriwayatkan dari para pengikut mazhab Asy-Syafi’i bahwa waktu dhuha mulai masuk dengan terbitnya matahari, akan tetapi disenangi mengakhirkannya sampai matahari tinggi. Sebagian dari mereka berpendapat, waktunya mulai masuk saat matahari tinggi. Pendapat ini yang ditetapkan oleh Ar-Rafi’i dan Ibnu Ar-Rif’ah.” (Nailul Authar, 2/329)

Dalam Zadil Mustaqni’ disebutkan, “Waktu dhuha mulai dari selesainya waktu larangan shalat sampai sesaat sebelum zawal.”

Kata pensyarahnya, “Yakni dari naiknya matahari seukuran tombak sampai masuknya waktu larangan shalat dengan matahari berada di tengah langit. Waktunya yang paling utama adalah apabila panas matahari terasa menyengat.” (Ar-Raudhul Murbi’, 1/176)

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullah menyatakan bahwa ukuran satu tombak itu menurut penglihatan mata orang yang melihat dan ukurannya sekitar satu meter 1. Kemudian beliau menyimpulkan bahwa waktu dhuha dimulai dari berakhirnya waktu larangan shalat di awal siang sampai datangnya waktu larangan di tengah siang (tengah hari). Mengerjakannya di akhir waktu lebih utama karena adanya hadits Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam tentang shalat awwabin. (Asy-Syarhul Mumti’, 4/88)

Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam Mengerjakan Shalat Dhuha setelah Siang Meninggi

Dalam peristiwa Fathu Makkah, Ummu Hani mengabarkan:

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ n أَتَى بَعْدَ مَا ارْتَفَعَ النَّهَارُ يَوْمَ الْفَتْحِ، فَأُتِيَ بِثَوْبٍ فَسُتِرَ عَلَيْهِ فَاغْتَسَلَ ثُمَّ قَامَ، فَرَكَعَ ثَمَانِي رَكَعَاتٍ…

"Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam datang pada hari Fathu Makkah setelah siang meninggi, lalu didatangkan kain untuk menutupi beliau yang hendak mandi. (Seselesainya dari mandi) beliau bangkit untuk mengerjakan shalat sebanyak delapan rakaat….” (HR. Muslim no. 1665)


Sumber: https://www.facebook.com/pages/Yusuf-Mansur-Network/109056501839